nusakini.com--Jam menunjukan pukul 09.30 WAS, ketika tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah tiba di King Abdullah ibn Abdul-Aziz Project for Zamzam Water 1435H (KPZW), tempat pengemasan air Zamzam. KPZW terletak di wilayah Kudai, Makkah, tepatnya sekitar 4 kilometer dari Masjid Al Haram.  

KPZW diresmikan sejak 3 September 2010 atau 24 Ramadhan 1431H. Bangunannya tampak megah dengan luas 13.500m2. Area seluas itu terdiri dari: gedung perkantoran seluas 752m2, sisanya area pengemasan botol air Zamzam, labortarium, ruang kontrol, serta ruang pompa penyedot air Zamzam dari Masjd Al Haram. Di dalamnya, terdapat ruang tanki yang dapat menampung air 10.000 meter kubik. 

KPZW di Kudai beroperasi sekitar 7 tahun lalu. Proyek ini bertujuan agar jemaah haji dapat mengonsumsi air Zamzam berkualitas dan terbebas dari bakteri.   

“Zamzam merupakan keberkahan dari Allah SWT melalui Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Zamzam berarti ngumpul. Memang sulit dinalar bahwa air dikonsumsi tiap hari, diambil dari satu sumur dan tidak pernah habis. Bahkan meski diambil jemaah haji maupun umrah yang ke tanah suci ini,” ungkap Kepala Daker Makkah Nasrullah Jasam di lokasi KPZW, Selasa (26/09).

“Hari ini pertama kalinya PPIH Daker Arab Saudi berkunjung ke proyek King Abdullah ibn Abdul-Aziz Projcet for Zamzam Water 1435H (KPZW),” tambahnya. 

Menurut Nasrullah, air Zamzam yang beredar di luar berasal dari proyek KPZW, baik yang dalam kemasan galon 5 liter maupun 10 liter. “Bahkan yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi berasal dari sini,” terang Nasrullah.  

Dengan teknologi canggih, air Zamzam di Haram disedot menggunakan pompa besar, melalui pipa baja stainlees berukuran 316 inches menuju KPZW. Setelah melalui tahap sterilisasi, air kemudian dikirim balik ke Masjidil Haram. Ini dilakukan demi menjaga kualitas dan higienisnya. 

Mengapa harus melalui tahap setrilisasi di KPZW? Menurut Nasrullah, sebelum tahun 2010, air Zamzam belum dikelola dan dijual bebas di pasaran. Sehingga, kehigienisannya tidak terjamin. Karenanya, di masa Raja Abdullah ibn Abdul-Aziz pada tahu 2010 dibangun proyek ini. 

“Seorang muslim memang harus meyakini keberkahan air Zamzam. Namun tidak ada salahnya kita juga harus memastikan kehigienisannya. Makanya, di setiap kemasan botol atau gallon tertera masa kadaluarsa,” katanya. KPZW menjadi satu-satunya tempat pengemasan Zamzam. 

Dalam sehari, KPZW dapat menghasilkan 200 ribu gallon kemasan 5 liter. Selain itu, ada stock 1,5 juta gallon air Zamzam di gudang berukuran 58 x 42 m dengan ketinggian 34m. Stok Zamzam ini dimaksudkan sebagai antisipasi bila produksi di KPZW terganggu.

Selain Makkah, distribusi air Zamzam juga sampai Madinah. Proses distribusinya melalui darat dengan menggunakan truk kontainer. Dalam satu hari ada 9 truk kontainer yang mengantar. 

Sebelumnya Ir. Muhammad at-Tarazi selaku penanggung jawab area mengatakan, pembangunan KPZW menelan biaya hingga SAR700 juta, dan sepenuhnya didanai oleh Raja Abdullah bin Abdul-Aziz. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menyediakan layanan air zam zam yang bersih setelah melalui sterilisasi dan memenuhi permintaan air zam zam di dua kota haram yaitu Masjid Al Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah. 

“Proyek ini menggunakan teknologi yang sangat canggih untuk menyediakan dan menjaga kemurnian kualitas air suci ini,” tegas Muhammad at Tarazi. (p/ab)